Film Garuda di Dadaku 1
Sinopsis
Garuda di Dadaku
merupakan film Indonesia yang dirilis pada 2009 tepat dirilis pada hari Kamis,
18 Juni 2009 yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Film ini dibintangi antara
lain oleh Emir Mahira (Bayu Purnomojati), Aldo Tansani (Heri), Marsha Aruan
(Zahra), Ikranegara (Pak Usman), Maudy Koesnaedi (Ibunya Bayu), Ari Sihasale
(Pak Johan), dan Ramzi (Bang Duloh).
Bayu, yang masih duduk di kelas
6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat.
Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di
sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis
dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin
akan kemampuan dan bakat Bayu.
Dialah motivator dan “pelatih”
cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13
yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak
Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain
sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.
Dibantu teman baru bernama Zahra
yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu
dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang
mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus.
Pesan Moral
- Dalam meraih cita-cita atau suatu keinginan yang
menjadi passion kita, maka janganlah
pantang menyerah, teruslah berusaha, dan optimis. Apapun rintangannya, bila
kita serius dalam menjalankannya, Tuhan pasti kasih jalan.
- Sebagai tokoh utama difilm ini,
Bayu, telah memberikan kita satu bukti bahwa impian itu haruslah besar, tinggi,
seolah-olah tak mungkin. Dengan perjuangannya tak kenal lelah, Ia terus berlatih
sepak bola walau keluarga tak mendukung impian tersebut.
- Heri menjalankan tugasnya sebagai
pemeran pembantu dengan baik difilm ini. Pesan moral disampaikan dalam tokoh
ini ialah keterbatasan fisiknya yang cacat, tidak membuatnya mengurangi kecintaannya
terhadap sepak bola. Walau tak akan pernah dapat bermain bola, namun Ia sukses
membantu mewujudkan cita-cita temannya, Bayu, buat menjadi pemain Tim Nasional
Indonesia. Wujud bantuannya tersebut Ia laksanakan dengan menjadi manajer
"dadakan" Bayu, sekaligus motivator Bayu.
- Tokoh Zahra menyampaikan pesan
kepada kita semua bahwa kekurangannya tak serta merta membuatnya tak dapa
berkontribusi dalam membantu Bayu. Ia yang kemudian mengizinkan Bayu berlatih
dikuburan pada akhirnya dapat kembali melanjutkan sekolahnya.
- Film garuda didadaku mengajarkan
kepada para orangtua sebagai pemegang otoritas akan anak2/cucu2 yang mereka
besarkan sebenarnya tidak mutlak menjadi penentu masa depan mereka. Masa depan
akan lebih cerah tergambar dengan kesukaan mereka dalam mewujudkan. Karena
dengan adanya kemauan dari hati maka proses dalam meraihnya akan lebih
dinikmati. Orang tua boleh membantu untuk menemukan tapi tidak untuk
memutuskan. Beri kebebasan kembali pada objek yang melakukannya.
- Film ini juga mengajarkan
bagaimana pershabatan yang tulus itu. Ketika seorang sahabat benar2 merasakan
kebahagiaan saat sahabatnya bisa meraih mimpi2nya. Dan menyampaikan betapa
memberi lebih terasa indah apalagi ketika yang kita berikan adalah yang mereka
butuhkan. Diambil dari begitu gigihnya heri mendukung bayu untuk masuk timnas.
Seperti Bayu yang pada akhirnya mendapatkan izin
dari sang kakek H-2 seleksi timnas U-13. Tidak cukup izin dari sang kakek,
setelah itu Bayu harus menghadap pada Pak Johan sang pelatihnya di SBB Arsenal.
Dengan susah payah Bayu meyakinkan Pak Johan, akhirnya Bayu dapat mengikuti
seleksi timnas U-13 dan team Bayulah pemenangnya.
Film Garuda Di Dadaku 2
Sinopsis
Garuda di Dadaku 2 merupakan film drama Indonesia
yang dirilis pada 15 Desember 2011 yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo serta
dibintangi oleh Emir Mahira dan Aldo Tansani. Bayu (Emir Mahira), yang sekarang
sudah menjadi anggota sepak bola timnas U-15, ingin membuktikan dirinya mampu
membawa timnya menjuarai kompetisi junior tingkat ASEAN di Jakarta. Dengan
dukungan sahabatnya, Heri (Aldo Tansani), berikut teman sekelas yang memikat
hatinya, Anya (Monica Sayangbati), dan pelatih timnas dengan teknik unik, Pak
Wisnu (Rio Dewanto), Bayu memimpin teman-temannya berjuang amat keras untuk
mencapai final. Namun kehadiran seorang pemain baru bernama Yusuf malah
mengacaukan konsentrasi Bayu. Apalagi Yusuf (Aliando Syarief) menjadi the
rising star di tim tersebut, dan makin akrab berteman dengan Heri. Ditambah
dengan situasi tim yang makin porak poranda, Bayu jadi pesimis dan memilih
kabur. Final kompetisi tinggal selangkah lagi di depan mata.
Pesan
Moral
Adapun pesan moral yang dapat kita ambil dari film
ini, yaitu:
- Peran Anya di film Garuda Didadaku 2 ini adalah untuk membantu Bayu
dalam mengatur waktu latihan bermain sepak bola dan waktu kerja kelompok untuk
tugas akhir sekolahnya. Sebagai ketua kelompok, Anya ditugaskan untuk membagi
rata tugas kelompok untuk para anggotanya, termasuk Bayu. Pada akhirnya, Bayu
ditunjuk untuk mempresentasikan tugas tersebut dan semua berjalan lancar.
- Jangan menuduh orang lain tanpa bukti. Kalau kita nonton film ini tanpa
di skip, kita akan menemukan dimana Timnas mendapatkan anggota baru, Yusuf
namanya, diperankan oleh Aly Syarief atau yang sekarang dikenal sebagai
Aliando. Skill yang dimiliki Yusuf bagus, dia juga ramah. Heri, sahabat Bayu,
dengan cepat berkenal akrab dengan Yusuf. Namun, ada kecemburuan di diri Bayu,
yaitu ketika Heri selalu memuji Yusuf didepannya. Seakan-akan Heri lupa bahwa
Bayulah sahabat lamanya Heri. Sempat terjadi konflik antara Bayu dan Heri.
Mereka tidak tegur sapa sampai pada saat Bayu selesai presentasi tugas akhir
sekolahnya, Heri menunggu Bayu diluar kelas. Pada saat itu, Bayu memberikan
tiket nonton sepak bola.
- Film Garuda Di Dadaku mengajarkan kita untuk terus
mengejar impian, dan menjaganya meski aral melintang. Jika kita yakin kita
mampu maka terus jaga keyakinan itu. Sesungguhnya kesuksesan bisa diraih juga
melalui mimpi yang berawal dari hobi.
- Semangat dan Pantang Menyerah. Bayu memang tidak
mengikuti latihan terakhir untuk pertandingan final, namun dia langsung
mendatangi teman-temannya dan mengakui kesalahan. Pak Wisnu, pelatih Bayu dan
teman-temannya, membawa Bayu keluar ruangan. Bayu berkata dihadapan Pak Wisnu, “Sekali
lagi saya ngaku salah, Pak. Saya memang sudah bukan captain, tapi itu gak
penting. Yang penting ini (sambil menunjukkan lambang burung garuda disebelah
kiri jaketnya), saya akan kerja 3 kali lebih keras dari
pertandingan-pertandingan saya yang sebelumnya, Pak”, Pak Wisnu membalas, “Bay,
nanti saya gak ada dipinggir lapangan. Nanti pasti ada situasi, kamu dan teman-temanmu
harus mengambil keputusan, siap?!” Bayu menjawab dengan lantang, “SIAP!” Bayu
diiizinkan untuk masuk pada babak ke-dua.
- Meskipun Bayu Purnomodjati sudha bukan lagi seorang
captain, tapi pada pertandingan final timnas, Bayulah yang berperan penting. Ia
memberikan semangat ketika teman-temannya merasa lelah, dan tidak tau jalan
keluarnya lagi. Bayu memberikan keyakinan kepada teman-temannya dengan
mengatakan, “teman-teman, cuman ada satu tanda yang bisa bikin kita berhenti
hari ini, pluit terakhir wasit. Kalo itu belum bunyi, KITA BELUM KALAH!” dan
dengan itu, semangat dalam diri Bayu dan teman-temannya kembali berkobar.
Mereka bangkit pada babak ke-dua.
- Kerja tim yang baik. Kalau pada
pertandingan-pertandingan sebelumnya Bayu selalu terlihat kurang bekerja sama
dengan timnya, namun pada final dan lebih tepatnya pada babak ke-dua ini, Bayu
menunjukkan jiwa kepemimpinannya yang sebenernya. Evendi masuk kelapangan, Bayu
memberikan arahan, “Lu harus percaya sama gue, tugas lu cuma satu, jadi jangker,
rebut bola dari lawan, oke?” dan Evendi mengangguk paham. Tidak hanya itu, Bayu
juga melakukan hal yang sama pada Yusuf. Ya, Yusuf memang mengalami sakit pada
kaki kirinya, Bayu mengatakan kepada Yusuf, “Suf, kita kejutin semua orang,
sekarang lu murni sayap kiri. Lu tuh bukan Bekham, dan lu akan lebih hebat dari
Boas.” , Bayu juga memberikan perintah kepada temannya yang bernama Rama, “lu sekarang tunggal depan, buka jalan buat
gue sama Yusuf, kita pakai formasi 4-3-2-1 okeh”. Dan tendangan terakhir Yusuf
itulah yang membawa timnas pada kemenangannya.